Minggu, 02 Oktober 2011

Macam Sikap

Apa yang dia lihat dan didengar oleh anak.maka itulah yang akan dia tiru, terutama anak yang berumur di bawah 6 tahun (usia pra sekolah) sangat mudah meniru apa yang ada di sekitar nya. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “ Anak-anak adalah peniru yang baik “. Ungkapan ini harus diperhatikan oleh para orangtua.
Seringkali kali kita menemukan anak-anak menirukan perkataan maupun prilaku yang kurang baik/sopan, hingga menyakiti orang disekitarnya. Kita sebagai orangtua pasti merasa kecewa dan sedih dengan sikap anak tersebut. Timbul pertanyaan ‘ kenapa anak ini ?”
Menurut Titi P.Natalia, Staf pengajar Prog.Magister Psikologi Univ.Tarumanegara Jakarta, ketika kita mendapatkan sang anak mengatakan atau berprilaku yang kurang baik sebaiknya orangtua jangan langsung menganggap bahwa anak tersebut “anak nakal dan berprilaku negative “. Ada baiknya tanyakan alasannya dan beri pemahaman atas perbuatan anak tersebut.
Terkadang bila kita cermati sebenarnya anak tersebut tidak paham dengan apa yang dia ucapkan dan tidak bermaksud seperti itu. Apa yang dia ucapkan bisa jadi karena meniru oranglain, teman-temannya, tontonan di TV dan banyak kemungkinan media-media di sekitarnya yang bisa ditiru oleh anak.
Jika memang demikian, jangan jauhkan anak dari pengaruh buruk lingkungan tersebut. Lebih baik bekali anak dengan pemahaman dan logika berpikir yang baik, sehingga walaupun anak masih berinteraksi dengan lingkungan tersebut ia tidak akan begitu saja mengikutinya, justru menjadikan anak akan terbiasa belajar berpikir mengambil keputusan.
Walau bagaimana pun kita tidak bisa mengubah begitu saja lingkungan di sekitar anak. Dimana pun anak bergaul akan selalu ada anak-anak yang baik dan kurang baik.
Untuk menanamkan prilaku baik pada anak tentulah di mulai dari lingkungan dekatnya dulu, yaitu keluarga. Hubungan ibu dan ayah yang baik, komunikasi antara orangtua – anak yang baik, pendidikan moril dan agama yang cukup merupakan modal awal bagi anak untuk memiliki prilaku dan perkataan yang baik. Dalam diri orangtua tanamkan bahwa anak masih dalam proses belajar dan adaptasi, bila anak melakukan kesalahan masih ada kesempatan untuk memperbaikinya. Jangan langsung menghardik atau memarahinya, justru dengan cara seperti itu akan membuat anak menutup diri dan mengulangnya di lain hari.
Menurut Titi, bila ada kejadian yang tidak baik yang dilakukan oleh anak sebaiknya orangtua memanggil dan bertanya dengan nada pelan. Selanjutnya beri dia klarifikasi dan pengertian tentang apa yang baru saja terjadi baik buruknya dan coba ingatkan lagi untuk tidak mengulanginya lagi. Jangan pernah bosan untuk mengingatkan.
Menanamkan prilaku positif juga bisa dilakukan lewat alam bawah sadar anak, yaitu pada saat anak tidur. Bisikan kalimat-kalimat yang sifatnya memuji dan bisikan harapan-harapan orangtua pada anak tersebut. Misalnya ‘ Adik anak pintar, pasti bisa bicara yang baik, ya !’ dsb.
Jika sudah terekam dengan baik di alam bawah sadarnya, ia akan mengubah prilakunya secara bertahap kea rah yang lebih baik lagi. Alam bawah sadar memang lebih banyak jadi pengontrol prilaku sehari-hari.
Jika orangtua memiliki anak yang suka membantah saat di nasehati, sebagai orangtua coba introspeksi pola komunikasi dengan anak selama ini. Anak yang suka membantah sebenarnya bukan karakter dasar anak seperti itu, tapi kondisi itu tercipta dari perlakuan yang diberikan oleh orang dewasa terhadapnya. Perlakuan yang kerap mengabaikan, menghakimi, menyalahkan anak inilah yang memicu anak jadi pembantah, Sebelum disalahkan ia lebih memilih membantah lebih dahulu.
Yang paling penting berilah contoh yang baik sehari-hari di rumah atau bila sesekali sedang jalan-jalan ajarkan lah anak untuk bersedekah, membantu yang kurang mampu agar rasa sosialnya tumbuh. Peduli dan memperhatikan kehidupan di sekelilingnya, betapa beruntung nya dia hidup dalam keluarga yang penuh perhatian dan lebih baik dari anak-anak di sekitarnya. Ini akan membuat anak belajar bersyukur. Pemahaman seperti ini akan memperkaya rasa simpati dan toleransi anak kepada sesamanya.

Agar si kecil tumbuh menjadi anak yang berprilaku baik, ada sejumlah langkah yang disarankan untuk para orangtua.

Beri Contoh
Sebaik-baiknya pelajaran yang paling cepat diserap oleh anak adalah dari orangtua nya sendiri. Berusahalah menjadi orangtua yang mengajarkan hal-hal baik pada baik. Bisa karena biasa, pendapat yang bijak. Biasa melihat maka anak pun menjadi terbiasa.

Bacakan Dongeng
Mendongeng bisa menjadi salah satu sarana untuk belajar menanamkan nilai baik pada anak. Tokoh dalam cerita anak-anak selalu ada sisi jahat dan baik. Biarkan anak memberikan pendapatnya tentang tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.

Nonton TV bersama
Dampingi dan jadikan acara menonton Tv bersama untuk ajang diskusi, membahas tayangan acaranya dan beri tahu nilai-nilai yang ada di acara tersebut.

Lihat kehidupan disekitarnya
Memperhatikan kehidupan di sekitarnya, ternyata banyak yang hidupnya kurang beruntung. Ajak lah anak untuk diskusi, berpartisipasi dan peduli terhadap lingkungan seperti itu.

Rewards
Bila anak melakukan hal yang baik berilah ia pujian, beri ia semangat untuk dapat melakukan nya lagi di lain waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar