Tidak semua kita dapat selalu bersikap jujur, termasuk jujur pada diri sendiri. Sepertinya, dengan berbohong, posisi diri sudah aman. Padahal itu menunjukkan gejala-gejala ketakutan. Takut dipermalukan, takut keinginannya nanti tidak kesampaian. Kejujuran berkaitan erat dengan keberanian. Orang bisa jujur, karena berani. Orang berani, belum tentu jujur. Lho kok gitu? Kasih contoh aja, ada dua orang yang ngembat uang temannya sendiri. Pelaku yang satu merasa menyesal, langsung dia temui korbannya. Ngaku kalalu dia ngambil dan lantas mengembalikan. Berani. Satunya lagi, tidak mau tanggung jawab. Tidak mau ngaku, padahal saksi di depan mata. Malah balik marahin. Enak aja nuduh! Ngapain dia bawa-bawa nama saya. Urus aja uangmu yang hilang sama dia. Berani, tapi ga jujur.
Orang akan lebih respek bila kita jujur. Benci bilang benci. Suka ya bilang aja suka. Tidak munafik. Tanpa tedheng aling-aling. Aku nulis ini, jangan lantas bilang teman kamu jelek lho! Walau kenyataannya emang jelek. Gunakan bahasa yang tidak nyakitin. Misalnya, rambut kamu bagus, tapi akan lebih bagus kalo disisir. Jujur juga kan?
Sesuatu yang sebenarnya ingin kita nyatakan, tapi sengaja ditutup-tutupi, cepat atau lambat bisa aja terkuak. Entah kalo bukan kita yang ngaku, mulut orang lain mungkin yang ngasih tahu. Terus, gimana biar kita tahu sejauh mana tingkat kejujuran kita? Ada juga yang namanya test kejujuran. Contohnya :
Seorang ibu ingin tahu anaknya jujur apa tidak. Dia bilang ke anak tersebut, "Udah minum susu belum? Kalau adek udah minum, ibu mau kasih hadiah. Besok diajak jalan-jalan". Sang ibu tahu kalau anaknya itu susah banget minum susu. Dengar gitu adek cepat menjawab, "Udah Bu, bener ya Bu, besok jalan-jalan, asyiik". Ibu itu langsung kecut mukanya. Anaknya belum mampu berkata jujur. Sudah dua hari ini susu habis.
Banyak cara lain buat melatih kejujuran kita. Minimal kita punya laah.. orang yang bisa kita percaya dalam hidup ini. Entah orang tua, saudara, temen dll. Mereka banyak membantu. jangan malu-malu ungkapkan masalah, toh landasannya saling percaya. Masalahmu bisa jadi rahasia bersama, hingga benar-benar dapat diselesaikan.
Kalau kitanya tidak jujur, orang lain mungkin nunggu-nunggu. Meraba-raba apa yang ada dalam benak kita. Coba aja jujur. Kitanya plong, orang lain jadi ngerti kondisi kita. Bahkan mungkin bisa nerima kita apa adanya.
Orang akan lebih respek bila kita jujur. Benci bilang benci. Suka ya bilang aja suka. Tidak munafik. Tanpa tedheng aling-aling. Aku nulis ini, jangan lantas bilang teman kamu jelek lho! Walau kenyataannya emang jelek. Gunakan bahasa yang tidak nyakitin. Misalnya, rambut kamu bagus, tapi akan lebih bagus kalo disisir. Jujur juga kan?
Sesuatu yang sebenarnya ingin kita nyatakan, tapi sengaja ditutup-tutupi, cepat atau lambat bisa aja terkuak. Entah kalo bukan kita yang ngaku, mulut orang lain mungkin yang ngasih tahu. Terus, gimana biar kita tahu sejauh mana tingkat kejujuran kita? Ada juga yang namanya test kejujuran. Contohnya :
Seorang ibu ingin tahu anaknya jujur apa tidak. Dia bilang ke anak tersebut, "Udah minum susu belum? Kalau adek udah minum, ibu mau kasih hadiah. Besok diajak jalan-jalan". Sang ibu tahu kalau anaknya itu susah banget minum susu. Dengar gitu adek cepat menjawab, "Udah Bu, bener ya Bu, besok jalan-jalan, asyiik". Ibu itu langsung kecut mukanya. Anaknya belum mampu berkata jujur. Sudah dua hari ini susu habis.
Banyak cara lain buat melatih kejujuran kita. Minimal kita punya laah.. orang yang bisa kita percaya dalam hidup ini. Entah orang tua, saudara, temen dll. Mereka banyak membantu. jangan malu-malu ungkapkan masalah, toh landasannya saling percaya. Masalahmu bisa jadi rahasia bersama, hingga benar-benar dapat diselesaikan.
Kalau kitanya tidak jujur, orang lain mungkin nunggu-nunggu. Meraba-raba apa yang ada dalam benak kita. Coba aja jujur. Kitanya plong, orang lain jadi ngerti kondisi kita. Bahkan mungkin bisa nerima kita apa adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar